AKU SUKSES KARENA TAK PUNYA
Zonaku99.blogspot.com – Mata
ini hanya cukup memandang teman – teman yang setiap pagi menyantap jajanan yang
enak – enak seperti es, sosis, dan pentol, lidah ini hanya bisa menelan ludah
sambil terdiam sendiri dipojok halaman sekolah. Itulah setiap pagi dan siang
yang saya rasakan setiap sebelum masuk
sekolah dan istirahat, setiap penjual pentol datang kesekolahan teman – teman
langsung berebut tempat untuk membelinya namun beda dengan saya, saya justru
pergi menjauh dan menyendiri sambil mengamati beberapa teman yang asyik memakan
yang mereka beli. kantong saku seragam yang saya rogoh tidak ada isinya apa-apa,
“terus aku mau berbuat apa untuk menikmati jajanan seperti teman-temanku?” apakakah saya harus meminta minta ataukah memalak teman rasanya tidak mungkin karena perbuatan itu hanya merendahkan harga diriku dan akan membuat rasa malu pada diri saya sendiri. ini
yang ada didalam pikiranku saat itu.
Inilah kisah saat saya menginjak
sekolah dasar, dengan keterbatasan ekonomi keluarga saya sekolah dengan modal
niat dan keinginan agar saya bisa pintar kelak. Dengan modal bonek setiap hari
berangkat sekolah hanya berbekal sarapan nasi dengan lauk kecap dan cabe mentah
lalu saya dengan senang berangkat sekolah, meskipun disekolahan saya merasa tak
punya apa – apa. Namun meskipun demikian aku tidak hanya berpangku tangan
pulang sekolah saya mencari sisa – sisa kedelai dari tetangga yang sedang panen,
saya mengais kedelai jagung dll dan hasilnya saya simpan untuk keperluan
sekolah seperti membeli buku kaos kaki dan kadang – kadang saya kasih ke simbok
(panggilan seorang ibu didesa) untuk tambahan uang belanja.
![]() |
Gambar1. hanya bisa memandang teman yang minum es |
Menginjak sekolah menengah
pertama hidupku tak jauh berbeda dengan kehidupan saat sekolah dasar, dengan
jarak rumah ke sekolahan sekitar 7km saya setiap pagi mengayun sepedah ontel
dengan sendirian tanpa teman karena semua teman – temanku naik mobil angkutan. Saat
istirahat pun aku merasakan sama seperti apa yang aku rasakan saat bersekolah
dasar, saya hanya mampu bisa membeli tempe goreng dan es maka teman – temanku
banyak yang membeli nasi serta jajanan lainnya. Tidak sampai disitu kisah
menyedihkan yang saya alami, setiap pulang sekolah tepat jam 12.00 matahari
bersinar terang dan tepat berada di atas kepala maka saat itulah tugasku
mengayun sepedah ontel yang butut dengan sekuat tenaga melawan angin yang
berhembus dan panasya matahari yang membakar muka ini, dengan kondisi perut
lapar saya harus melakukan itu semua.
Nasib mulai ada perbaikan saat
saya duduk di bangku sekolah menengah umum, yang dulu naik ontel sekarang saya
sudah bisa merasakan naik angkot namun apa daya teman – teman sudah banyak yang
naik motor, sungguh miris rasanya melihat teman – temanku sepulang sekolah
semua naik motor dan sedang aku setiap pulang sekolah harus menunggu angkutan
yang antri menunggu penumpang penuh, bayangkan pulang sekolah jam 13.00 namun
sampai dirumah bisa sampai jam 15.00(jam 3 sore) bahkan kadang – kadang sampai
jam 16.00 (jam 4 sore). Bayangkan saja dalam kondisi lapar saya harus bertahan
tanpa teman satu pun, dan itu semua saya alami selama 3 tahun.
Setelah lulus sekolah saya mulai
putus asa dengan semua keadaan ini, yang awalnya punya niatan kuliah untuk
menambah ilmu dan wawasanku harus pupus, benar setelah lulus sekolah saya
langsung merantau disebuah kota metropolitan berharap dengan merantau
bermodalkan ijazah SMA saya mempu merubah keadaan ini, tapi sayang seribu
sayang setiap lowongan pekerjaan yang saya lamar langsung menolak setelah
melihat ijazahku, sudah pulahan lowongan sudah saya lamar namun semua menolak
adapun yang menerima pasti saya ditempatkan dibagian ofiiceboy baian bersih
bersih toilet atau kamar mandi, tentu saja saya tidak mau karena itu bukan
impian saya dari dulu, bukanya saya sok atau gimana namu apa mungkin seorang
ofiiceboy bisa merubah hidupku? Nah itulah yang selalu menjadi pertanyaan dalam
hatiku. Rugi rasanya kalau saya tidak bisa merubah hidupku.
Setelah beberapa minggu berada
diperantauan aku mulai kehabisan uang dan akhirnya saya memutuskan pulang saja
dan berniat untuk melanjutkan kuliah saja. Memang sebelum berangkat merantau
bapakku menyuruh untuk kuliah saja namun saya menolak karena saya sudah merasa
kasihan dengan pengorbanan orang tuaku yang seorang petani yang mempunyai lahan
sedikit. Singkat cerita setelah 4 tahun kuliah kini saya sudah mengajar dan
mempunyai penghasilan sendiri, ya meskipun uang saya dapat tidak seberapa namun
saya merasa kecukupan bahkan saya tidak kalah dengan teman yang seangkatan sama
saya.
Dari cerita diatas saya berharap
pembaca mengambil hikmah dari semua cerita diatas bahwa :
1. Keterbatasan ekonomi tidak menjadi halangan untuk kita tetap
sekolah, semua hidup ini adalah proses, proses untuk mengetahui, proses untuk
dewasa dan proses utuk sukses. Nah tergantung kita sendiri ingin sukses ataukah
ingin hancur.
2. Memang sekolah bukan jaminan kita menjadi kaya namun setidaknya
sekolah bisa membuat kita mengerti ilmu - ilmu dunia sehingga kita tidak
diremehkan.
3. Tidak ada kesuksesan yang tak berawal dari ujian, proses yang
saya alami seperti cerita diatas adalah jalan menuju kesuksesan, sadarlah jalan
tak selamanya lurus, kadang berbelok kadang menurun kadang menanjak dan kadan
hadangan batu – batu atau kerikil tajam, jadi tergantung kita mampu
menyelesaikan perjalanan menuju kesuksesan itu apa tidak
4. Dan yang terakhir pesan dari cerita diatas adalah pendidikan itu
penting. Jangan hanya putus sekolah ataupun tidak sekolah karena keterbatasan
ekonomi. Kunci dari semuanya itu adalah selama ada niat dan usaha maka kalian
pasti bisa.
1 Komentar untuk "AKU SUKSES KARENA TAK PUNYA"
Mantap !!
Sukses trs Kang. Dahlan Coll (y)